Langsung ke konten utama

Laporan Tutorial Sains Dasar Kimia DAMPAK PEMANASAN GLOBAL

DAMPAK PEMANASAN GLOBAL
(Laporan Tutorial Sains Dasar Kimia)


Oleh
Hanifah Atiya Budianto
1417051063

Tanggal Tutorial : 10 Desember 2014
Tutor : Deborah Jovita




JURUSAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
I.                   PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Semenjak manusia zaman purbakala sampai dengan zaman sekarang, manusia selalu mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya. Peradaban manusia sekarang telah mengalami banyak kemajuan. Selama perkembangan itu, manusia menjalani kehidupan dengan bergantung pada pertanian dan agrikultur. Melalui orientasi kehidupan tersebut, manusia selalu berusaha menjaga dan melestarikan lingkungannya dengan sebaik-baiknya yang bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup manusia. Manusia sekarang telah mengalami zaman revolusi industri yang menggantungkan kehidupan pada bidang perindustrian. Dengan menggunakan orientasi hidup tersebut, dunia agrikultur pun mengalami kemunduran secara perlahan-lahan.
Nilai-nilai kehidupan manusia pun mengalami perubahan, terutama dalam interaksi manusia dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan yang terjadi ini menghasilkan dampak positif maupun negatif. Salah satu dampak revolusi industri yang telah terjadi dan masih terus berlanjut pada masa sekarang dalam kehidupan dan peradaban manusia adalah dampaknya bagi lingkungan yang ada di sekitar manusia itu sendiri. Ekspansi usaha yang dilakukan oleh para pelaku industri seperti pembangunan pabrik-pabrik dan pembuatan produksi dengan kapasitas besar dengan mengesampingkan perhatian terhadap dampaknya bagi lingkungan secara perlahan namun pasti telah mengakibatkan kelalaian yang pada akhirnya akan merugikan lingkungan tempat tinggal manusia dan kehidupannya.
Indikasi adanya dampak yang terbesar bagi lingkungan dan dunia secara global akibat usaha perindustrian yang dilakukan dan telah berkembang pesat saat ini. Dampak negatif ini adalah terjadinya pemanasan di dunia dan sering disebut sebagai Global Warming. Namun, masalah Global Warming sebagai masalah lingkungan ini masih diperdebatkan kebenarannya oleh beberapa pihak yang menganggap Global Warming adalah alasan yang diciptakan untuk membatasi laju perkembangan perindustrian. Masalah Global Warming ini tidaklah dapat diungkiri untuk diteliti dan diteliti lebih lanjut demi kelangsungan kehidupan manusia.

II. HASIL DISKUSI
2.1  Pengertian Pemanasan Global
Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca di atmosfer. Pemanasan Global akan diikuti dengan Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.
 Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di bumi. Selama kurang lebih seratus tahun terakhir, . Meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi yang terjadi adalah akibat meningkatnya emisi gas rumah kaca, seperti; karbondioksida, metana, dinitro oksida, hidrofluorokarbon, perfluorokarbon, dan sulfur heksafluorida di atmosfer. Emisi ini terutama dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) serta akibat penggundulan dan pembakaran hutan.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia" melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.
2.2         Efek Rumah Kaca
Sepanjang seratus tahun ini konsumsi energi dunia bertambah secara spektakuler. Sekitar 70% energi dipakai oleh negara-negara maju; dan 78% dari energi tersebut berasal dari bahan bakar fosil. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan yang mengakibatkan sejumlah wilayah terkuras habis dan yang lainnya mereguk keuntungan. Sementara itu, jumlah dana untuk pemanfaatan energi yang tak dapat habis (matahari, angin, biogas, air, khususnya hidro mini dan makro), yang dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, baik di negara maju maupun miskin tetaplah rendah, dalam perbandingan dengan bantuan keuangan dan investasi yang dialokasikan untuk bahan bakar fosil dan energi nuklir.
 Dalam rumah kaca (greenhouse) yang digunakan dalam budidaya terutama di negara yang mengalami musim salju, atau percobaan tanaman dalam bidang biologi dan pertanian, energi matahari (panas) yang masuk melalui atap kaca sebagian dipantulkan keluar atmosfer dan sebagian lainnya terperangkap di dalam greenhouse sehingga menaikkan suhu di dalamnya. Gambar berikut menunjukkan bagaimana terjadinya efek rumah kaca.
Gas-gas emisi (buangan) pabrik, kendaraan bermotor, dan buangan gas aktivitas manusia terakumulasi di atmosfer kemudian menangkap energi panas matahari dan menyebabkan suhu bumi meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca pada atap  rumah kaca. Makin meningkat konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, makin besar pula efek panas yang terperangkap di bawahnya.
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpa efek rumah kaca planet bumi akan menjadi sangat dingin lebih kurang -18°C, sehingga sekuruh permukaan bumi akan tertutup lapiesan es. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15°C, bumi sebenarnya telah lebih panas 33°C dengan efek rumah kaca. Akan tetapi jika gas-gas tersebut telah berlebih di atmosfer, maka akan terjadi sebaliknya dan mengakibatkan pemanasan global.
2.3         Dampak Pemanasan Global untuk Kehidupan
Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan. Berikut ini dampak yang ditimbulkan dari pemanasan global:
Lingkungan bio-geofisik (seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit, dsb).
1.        Habitat Makhluk Hidup Pindah ke Dataran Lebih Tinggi. Sejak awal dekade 1900-an, manusia harus mendaki lebih tinggi demi menemukan tupai, berang-berang atau tikus hutan. Ilmuwan menemukan bahwa hewan-hewan ini telah pindah ke dataran lebih tinggi akibat pemanasan global. Perpindahan habitat ini mengancam habitat beruang kutub juga, sebab es tempat dimana mereka tinggal juga mencair.
2.        Pergantian beberapa spesies flora dan fauna. Flora dan fauna memiliki batas toleransi terhadap suhu, kelembaban, kadar air dan sumber makanan. Kenaikan suhu global menyebabkan terganggunya siklus air, kelembaban udara dan berdampak pada pertumbuhan tumbuhan sehingga menghambat laju produktivitas primer. Kenaikan suhu akan menjadi faktor penyeleksi alam, dimana spesies yang mampu beradaptasi akan bertahan dan, bahkan kemungkinan akan berkembang biak dengan pesat. Sedangkan spesies yang tidak mampu beradaptasi, akan mengalami kepunahan. Migrasi burung akan berubah disebabkan perubahan musim, arah dan kecepatan angin, arus laut.
3.        Kekeringan dan kebakaran hutan. Pemanasan global tidak saja mengakibatkan paradoks itu saja (banjir), namun juga kekeringan pada saat yang sama. Salah satu alasannya adalah adanya kenyataan bahwa pemanasan global (global warming) tidak hanya terjadi secara mendunia, melainkan juga merelokasi presipitasi/curah hujan dan sebagiaan besar di fokuskan di Afrika, Mesir dan Sahara. Tragedi kekeringan oleh karena tidak adanya curah hujan, yang tidak dapat dipercaya telah terjadi. Kekeringan Juan mengakibatkan kebakaran hutan yang besar. Adanya kebakaran hutan yang terjadi merupakan akibat dari peningkatan suhu di sekitar hutan, sehingga menyebabkan rumput-rumput dan ranting yang mengering mudah terbakar. Selain itu, kebakaran hutan menyebabkan punahnya berbagai keanekaragaman hayati.
4.        Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan, badai, angin topan, dan banjir.
5.        Adanya Badai atau Angin Topan
6.        Munculnya gelombang panas di berbagai belahan dunia
7.        Mencairnya Es di Kutub. Dahulu orang berpikir bahwa es yang ada di kutub akan dapat bertahan dari pemanasan global (global warming) selama 200 tahun. Namun kenyataannya sangat mengejutkan, karena kehancuran yang terjadi sedemikian cepat, hanya dalam kurun waktu 35 hari saja. Padahal gunung dan kutub berperan penting dalam menstabilkan musin dan ekologi bumi. Penyebabnya antara lain adanya penguapan tanah secara dramatis dalam peningkatan temperatur. 90% sinar matahari yang mengenai es dipantulkan kembali ke angkasa seperti kaca, namun ketika sinar matahari mencapai permukaan air laut, semuanya diserap yang menyebabkan air menjadi hangat, dan dampaknya akan mempercepat pencairan es. Hal ini berdampak pada bagi beruang kutub yang sangat tergantung pada keberadaan es sebagai tempatnya berpijak. Para ilmuwan mendapatkan bukti bahwa mereka harus berenang sejauh 60 mil untuk menemukan daratan, tapi mereka tidak menemukannya.
8.        Terjadinya Kenaikan Permukaan Air Laut. Mencairnya lapisan es di kutub Utara dan Selatan. Peristiwa ini mengakibatkan naiknya permukaan air laut secara global, hal ini dapat mengakibatkan sejumlah pulau-pulau kecil tenggelam. Kehidupan masyarakat yang hidup di daerah pesisir terancam. Permukiman penduduk dilanda banjir rob akibat air pasang yang tinggi, dan ini berakibat kerusakan fasilitas sosial dan ekonomi. Jika ini terjadi terus menerus maka akibatnya dapat mengancam sendi kehidupan masyarakat.
9.        Perubahan iklim yang tidak menentu. Perubahan iklim di negeri kita telah dirasakan dalam beberapa tahun terakhir ini. Meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim. Perubahan iklim menyebabkan musim sulit diprediksi. Musim kemarau dengan panas sangat menyengat, hujan terlambat datang dan jika tiba, curahnya sangat tinggi sehingga menimbulkan banjir. Kondisi ini jelas sangat tidak menguntungkan bagi seorang petani. Petani tidak dapat memprediksi perkiraan musim tanam akibat musim yang juga tidak menentu. Akibat musim tanam yang sulit diprediksi dan musim penghujan yang tidak menentu maka musim produksi panen juga demikian Seharusnya sudah harus musim tanam, ternyata belum dapat dilaksanakan oleh karena musim panas/kemarau terlalu panjang. Atau seharusnya sudah tidak turun hujan, tetapi ternyata di sana-sini masih ada hujan sehingga para petani gagal panen karena padi yang siap panen terendam air. Hal ini berdampak pada masalah penyediaan pangan bagi penduduk, kelaparan, lapangan kerja bahkan menimbulkan kriminal akibat tekanan tuntutan hidup. 
10.    Peningkatan suhu panas global mencapai 3 – 4 derajat celcius
11.    Mekarnya Tumbuhan di Kutub Utara
12.    Perikanan. Peningkatan suhu air laut mengakibatkan terjadinya pemutihan terumbu karang, dan selanjutnya matinya terumbu karang, sebagai habitat bagi berbagai jenis ikan. Suhu air laut yang meningkat juga memicu terjadinya migrasi ikan yang sensitif terhadap perubahan suhu secara besar-besaran menuju ke daerah yang lebih dingin. Peristiwa matinya terumbu karang dan migrasi ikan, secara ekonomis, merugikan nelayan karena menurunkan hasil tangkapan mereka.
13.    Mangancam kerusakan Terumbu Karang. Mengancam kerusakan terumbu karang di kawasan segitiga terumbu karang yang ada di enam negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Kepulauan Salomon, Papua Nugini, Timor Leste, dan Philipina. Dikhawatirkan merusak kehidupan masyarakat lokal yang berada di sekitarnya. Masyarakat lokal yang pertama kali menjadi korban akibat kerusakan terumbu karang ini. Untuk menyelamatkan kerusakan terumbu karang akibat pemanasan global ini, maka para aktivis lingkungan dari enam negara tersebut telah merancang protokol adaptasi penyelamatan terumbu karang. Lebih dari 50 persen spesies terumbu karang dunia hidup berada di kawasan segitiga ini. Berdasarkan data Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), sebanyak 30 persen terumbu karang dunia telah mati akibat badai el nino pada 1998 lalu. Diprediksi, pada 10 tahun ke depan akan kembali terjadi kerusakan sebanyak 30 persen.
14.    Kesehatan. Dampak pemanasan global pada sektor ini yaitu meningkatkan frekuensi penyakit tropis, misalnya penyakit yang ditularkan oleh nyamuk (malaria dan demam berdarah), mewabahnya diare, penyakit kencing tikus atau leptospirasis dan penyakit kulit. Kenaikan suhu udara akan menyebabkan masa inkubasi nyamuk semakin pendek sehingga nyamuk makin cepat untuk berkembangbiak. Bencana banjir yang melanda akan menyebabkan terkontaminasinya persediaan air bersih sehingga menimbulkan wabah penyakit diare dan penyakit leptospirosis pada masa pasca banjir. Sementara itu, kemarau panjang akan mengakibatkan krisis air bersih sehingga berdampak timbulnya penyakit diare dan penyakit kulit. Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) juga menjadi ancaman seiring dengan terjadinya kebakaran hutan.
15.    Peningkatan pencemaran udara/polusi
2.4         Dampak pemanasan Global di Indonesia
Sebagai sebuah fenomena global, dampak pemanasan global dirasakan oleh seluruh umat manusia di dunia, termasuk Indonesia. Posisi Indonesia sebagai negara kepulauan, menempatkan Indonesia dalam kondisi yang rentan menghadapi terjadinya pemanasan global. Sebagai akibat terjadinya pemanasan global, Indonesia akan menghadapi peristiwa :
1.        Tenggelammnya Pulau-pulau Kecil. Kenaikan Temperatur Global, menyebabkan mencairnya es di kutub utara dan selatan, sehingga mengakibatkan terjadinya pemuaian massa air laut, dan kenaikan permukaan air laut. Hal ini akan menurunkan produksi tambak ikan dan udang, serta terjadinya pemutihan terumbu karang (coral bleaching), dan punahnya berbagai jenis ikan. Selain itu, naiknya permukaan air laut akan mengakibatkan pulau-pulau kecil dan daerah landai di Indonesia akan hilang. Ancaman lain yang dihadapi masyarakat yaitu memburuknya kualitas air tanah, sebagai akibat dari masuknya atau merembesnya air laut, serta infrastruktur perkotaan yang mengalami kerusakan, sebagai akibat tergenang oleh air laut.
2.        Pergeseran Musim sebagai akibat dari adanya perubahan pola curah hujan. Perubahan iklim mengakibatkan intensitas hujan yang tinggi pada periode yang singkat serta musim kemarau yang panjang. Di beberapa tempat terjadi peningkatan curah hujan sehingga meningkatkan peluang terjadinya banjir dan tanah longsor, sementara di tempat lain terjadi penurunan curah hujan yang berpotensi menimbulkan kekeringan. Sebagian besar Daerah Aliran Sungai (DAS) akan terjadi perbedaan tingkat air pasang dan surut yang makin tajam. Hal ini mengakibatkan meningkatnya kekerapan terjadinya banjir atau kekeringan. Kondisi ini akan semakin parah apabila daya tampung badan sungai atau waduk tidak terpelihara akibat erosi.
3.        Panasnya suhu udara pada siang hari. Nah itu merupakan salah satu dari sekian banyak efek yang timbul akibat global warming yang terjadi dibumi ini. Suhu udara dipermukaan bumi semakin hari rasanya semakin panas saja dan ini membuat bumi ini semakin tidak nyaman ditempati.
4.        Banyak sekali kejadian-kejadian yang sifatnya anomali terjadi ketika adanya pemanasan global, salah satunya suhu udara pada malam hari semakin dingin. Kejadian seperti ini banyak terjadi didaerah-daerah di Indonesia utamanya yang berada didataran tinggi atau sekitar pegunungan. Hal ini juga membuat manusia menjadi tidak nyaman, terlebih ketika beristirahat dimalam hari.
5.        Terjadinya Hujan Asam
6.        Dampak pemanasan global lainnya adalah terjadinya hujan asam dibumi, dan ini tentu saja akan merugikan manusia. Tidak seperti hujan biasa, hujan asam bisa merusak segala sesuatu yang ada dibumi dan juga sangat berbahaya bagi manusia. Perlu diketahui bahwa hujan asam terjadi karena menumbuknya gas-gas seperti karbon monoksida dan nitrogen diatmosfer bumi.
7.        Bencana Tsunami
8.        Selain bisa menenggelamkan pulau-pulau kecil di Indonesia, meningkatnya pemukaan air laut akibat pemanasan global juga bisa menyebabkan abrasi atau banjir didaerah pesisir pantai bahkan bukan tidak mungkin terjadinya bencana tsunami. Tentu kita tidak mau kejadian Tsunami Aceh 2004 terulang lagi, maka dari ini itu kita harus sedini mungkin melakukan aktivitas go green.
9.        Kekeringan dan Gagal Panen. Kita bisa melihat dari banyaknya lahan-lahan pertanian yang mengalami kekeringan dan gagal panen terlebih ketika musim kemarau. Ini jelas sangat merugikan karena bisa menurunkan produktivitas hasil pertanian dan mengurangi jumlah pendapatan para petani. Sehingga akan terjadi penurunan produksi pangan di Indonesia. Singkatnya, perubahan iklim akan mempengaruhi ketahanan pangan nasional.
10.    Peristiwa Kelaparan. Global Warming membuat sektor pertanian mengalami kemunduran karena menurunnya hasil pertanian. Kejadian ini dikhawatirkan bisa menimbulkan peristiwa kelaparan. Oleh karena itu diperlukan peran aktif semua pihak (masyarakat, organisasi, teknokrat, pemerintah, dll) agar berupaya meningkatkan hasil pertanian kita dengan menggunakan teknologi.
11.    Timbulnya Berbagai Macam Jenis Penyakit. Penyakit-penyakit yang bisa timbul akibat global warming adalah penyakit kulit, gizi buruk (busung lapar), alergi, sakit jantung, dan masih banyak lagi.
12.    Berkurangnya Keanekaragaman Hayati
Dampak pemanasan global lainnya adalah special mahluk hidup banyak yang mati dan ini tentu mengurangi keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia dan juga dunia. Para peneliti mengungkapkan bahwa pemanasan global akan menyebabkan kematian terhadap satu juta species mahluk hidup dalam kurun waktu setengah hingga satu abad kedepan.
13.    Peningkatan pencemaran udara/polusi. Terjadinya kebakaran hutan di Kalimantan, Sumatera; peningkatan pemakaian motor/mobil di kota besar (emisi kendaraan); penggunaan energi yang berlebihan, dan pencemaran limbah produksi industri menyebabkan Terjadinya peningkatan pencemaran udara/polusi. Sumber-sumber utama pencemaran udara, merupakan sisi terburuk modernisasi yang mengancam kesehatan manusia adalah penggunaan energi secara berlebihan,emisi kendaraan dan pencemaran limbah produksi industri. Industrialisasi selalu meninggalkan buangan limbah, baik dalam bentuk emisi langsung maupun melalui pengubahan pola konsumsi dan perlonjakan permintaan terhadap barang-barang manufaktur. Pada umumnya produksi barang-barang manufaktur menimbulkan efek atau produk-produk sampingan yang berbahaya. Tanpa pemberlakukan pengawasan secara ketat maka pihak produsen akan terdorong untuk memilih cara yang murah (membuang limbah langsung melemparkannya ke saluran air, ke udara terbuka atau menimbunnya di dalam tanah) meskipun mereka menyadari dampaknya sangat berbahaya terhadap lingkungan hidup. Hal tersebut tidak dapat dihindari dan terutama terjadi di kota-kota besar di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, dengan seabrek problematikanya.


2.5         Pencegahan untuk mengurangi dampak Pemanasan Global
Ada bermacam cara memperlambat dampak pemanasan global, cara-cara tersebut umumnya mudah dan sederhana. Tetapi kurang dilakukan secara serius oleh kebanyakan orang:
1.        Penerapan Konsep pembangunan berkelanjutan atau berkesinambungan yang berwawasan kepada lingkungan hidup. Hendaknya pelaksanaan konsep tersebut jangan dibebankan hanya kepada pemerintah semata, mengingat keterbatasan institusi/lembaga pemerintah. Akan tetapi hendaknya menjadi beban atau tanggungjawab seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
2.        Penghematan Energi. Meskipun langkah ini hanya bersifat himbauan, akan tetapi apabila terus menerus dikampanyekan secara baik dan simpatik dengan memberi contoh-contoh kongkrit akibat dari adanya pemanasan global, maka akan dapat merubah sikap dan perilaku untuk hemat energi.
3.        Daur ulang dan efisiensi energi. Penggunaan minyak tanah untuk menyalakan kompor di rumah, menghasilkan asap dan jelaga yang mengandung karbon. Karena itu sebaiknya diganti dengan gas. Biogas menjadi hal yang baik dan perlu dikembangkan, misalnya dari sampah. Tempat Pembuangan Sampah (TPA) menyumbang 3% emisi gas rumah kaca melalui metana yang dilepaskan saat proses pembusukan sampah. Dengan membuat pupuk kompos dari sampah organik (misal dari sisa makanan, kertas, daun-daunan) untuk kebun Anda, Anda bisa membantu mengurangi masalah ini!
4.        Pisahkan Sampah Kertas, Plastik, dan Kaleng agar Dapat didaur ulang
5.        Batasi Penggunaan kertas. Setiap menggunakan selembar kertas maka anda telah menebang sebatang pohon. Oleh karena itu gunakan kertas se-efektif mungkin misalnya dengan mencetak (print) dengan cara  bolak-balik pada setiap kertas. Bila print sesuatu yang tidak terlalu penting, gunakanlah kertas bekas yang dibaliknya masih kosong.
6.        Mengurangi penggunaan lampu di siang hari. Lampu yang terlalu lama dinyalakan, apalagi di waktu siang akan membuat panas bumi semakin meningkat. Memang cukup sepele, tetapi jika seluruh panas lampu dikumpulkan dari setiap penduduk bumi, maka berapa suhu panas yang akan terkumpul. Oleh sebab itu, mari kita biasakan menyalakan lampu secukupnya. Dan hindari penggunaan lampu pada siang hari.
7.        Gunakan Lampu Hemat Energi. Bila Anda mengganti 1 lampu di rumah Anda dengan lampu hemat energi, Anda dapat menghemat 400 kg CO2 dan lampu hemat energi 10 kali lebih tahan lama daripada lampu pijar biasa.
8.        Gunakan pupuk organik. Pupuk yang digunakan kebanyakan petani mengandung unsur nitrogen, yang kemudian berubah menjadi N2O yang menimbulkan efek GRK (Gas Rumah Kaca) 320 kali lebih besar dari pada CO2. Jika anda hobi berkebun gunakanlah pupuk organik. Disamping aman, murah pula.
9.        Mengurangi pemakaian kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor memang membuat kita hidup lebih mudah dan praktis. Namun dari segi kesehatan dan ketahanan alam, hal ini kurang baik jika dijadikan kebiasaan sehari hari. Oleh karena itu, mari kita mulai untuk mengurangi pemaikaian kendaraan bermotor, dan beralih kepada sarana transportasi yang lebih sehat seperti sepeda, atau berjalan kaki untuk menuju tempat tempat yang dekat. Hal buruk yang diberikan oleh kendaraan bermotor adalah polusi yang dikeluarkannya. Output dari bahan bakar mesin tersebut adalah CO2, yang berpeluang menjadikan suhu bumi menjadi lebih mudah panas. Jadi semakin sedikit penggunaannya, dan orang yang menggunakannya, maka semakin kecil peluang terjadinya pemanasa global.
10.    Jika memungkinkan naik angkutan penumpang umum. Jika jarak dari rumah ke obyek yang dituju tidak terlalu jauh usahakan jalan kaki atau naik sepeda. Saat ini jumlah kendaraan pribadi sudah teramat banyak dan bikin sumpek. Sector transportasi menyumbang sampai 14 % emisi gas rumah kaca ke atmosfer, jika kita menggunakan kendaran umum maka kita mengurangi emisi gas rumah kaca,
11.    Menghindari pemakaian AC secara berlebihan
12.    Membiasakan memisahkan limbah organik dan non organik
13.    Tidak terlalu sering menggunakan alat kebutuhan berbahan baku yang tidak mudah hancur dalam waktu singkat/cepat, seperti pemakaian alat kebutuhan terbuat dari plastik.
14.    Konservasi lingkungan, dengan melakukan penanaman pohon dan penghijauan di lahan-lahan kritis. Tumbuhan hijau memiliki peran dalam proses fotosintesis, dalam proses ini tumbuhan memerlukan karbondioksida dan menghasilkan oksigen. Akumulasi gas-gas karbon di atmosfer dapat dikurangi.
15.    Menanam Pohon. Cara mengatasi pemanasan global dengan melakukan pencegahan selanjutnya adalah dengan menanam pohon. Pemerintah dan beberapa lembaga lingkungan perlu menggalakkan kegiatan menanam pohon untuk kebaikan bumi kita beberapa puluh tahun ke depan. Hal ini perlu dilakukan sejak saat ini, sebelum semuanya terlambat. Karena proses penanaman pohon ini tidak akan langsung terasa manfaatnya dalam beberapa tahun ke depan, melainkan beberapa puluh tahun ke depan.
16. Pengendalian Pemanfaatan Hutan. Penebangan hutan yang tidak terkontrol, perladangan berpindah dan aktifitas perhutanan lainnya. Penebangan hutan selain mengurangi jumlah biomassa yang berperanan fungsi sebagai pengikat CO2 namun demikian akan dinilai wajar apabila terciptanya keseimbangan antara biomassa yang diproduksi dengan biomassa yang dibangun. Perladangan berpindah seperti yang dilakukan oleh masyarakat nomadik di seki-tar kawasan hutan, walaupun metode pendekatan bercocok tanamannya dengan cara melakukan pembakaran; akan tetapi cara-cara yang dilakukan secara tertib dan terkontrol; karena pemba-karan dilakukan bertepatan menjelang 2-3 hari datangnya hujan, luasannya terbatas 0,5-1,5 ha, hingga cemaran CO2 cenderung dapat dikendalikan. Berbeda halnya dengan pembangunan hutan tanaman industri, dimana lahan yang dibuka relatif luas dan melakukan pembakan yang tidak terkontrol, hingga menyebabkan cemaran udara, yang cenderung mendukung terjadinya pemanasan global.
17.    Awasi penebangan hutan sembarangan. Di Indonesia ini khususnya, ada pihak pihak kurang bertanggung jawab yang melakukan penebangan hutan secara sembarangan untuk kepentingan sendiri. Hal ini sebaiknya diawasi oleh lembaga yang berwenang, agar bisa meminimalisir jumlahnya. Hutan yang ditumbuhi dengan pepohonan yang lebat dan tinggi akan memberikan banyak manfaat untuk kita, seperti terhindar dari bencana banjir dan terjadinya erosi. Selain itu, pohon adalah makhluk yang berperan penting dalam memberikan supply oksigen bagi kita. Jika pohon ditebang, maka kadar CO2 atau karbondioksida akan lebih mendominasi udara kita dibandingkan dengan oksigen (02). Jika itu terjadi, maka peningkatan suhu bumi akan terjadi dengan sangat cepat.
18.    Tanamlah rumpun bambu
19.    Perlunya diversifikasi atau pengembangan energi alternatif. Sebenarnya pengembangan energi alternatif sebagai pengganti minyak dan gas bumi adalah kebutuhan yang sudah sangat mendesak. Akan tetapi kemauan pemerintah (political will) tersebut hanya sebatas di tingkat wacana atau rencana, karena implementasinya sangat lemah dan tidak memuaskan. Misalnya pengembangan teknologi dan alternatif energi minyak jarak masih jalan di tempat. Padahal tanpa sadar komitmen itu sudah lama diwacanakan. Juga tentang pembangunan PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) yang dicetuskan tahun 1997, namun sampai kini realisasinya masih jauh dari harapan, dan bahkan masih menjadi perdebatan yang masih panjang. Padahal jika tidak dari sekarang segera dicari alternatif pengganti minyak dan gas bumi, maka di masa yang akan datang akan menimbulkan kesulitan oleh karena kelangkaan energi yang bersumber dari kandungan bumi. Menggunakan energi yang bersumber dari energi alternatif guna mengurangi penggunaan energi bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara). Emisi gas karbon yang terakumulasi ke atmosfer banyak dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil. Kita mengenal bahwa paling banyak mesin-mesin kendaraan dan industri digerakkan oleh mesin yang menggunakan bahan bakar ini. Karena itu diupayakan sumber energi lain yang aman dari emisi gas-gas ini, misalnya; menggunakan energi matahari, air, angin, dan bioenergy. Di daerah tropis yang kaya akan energi matahari diharapkan muncul teknologi yang mampu menggunakan energi ini, misalnya dengan mobil tenaga surya, listrik tenaga surya. Sekarang ini sedang dikembangkan bioenergy, antara lain biji tanaman jarak (Jathropa. sp) yang menghasilkan minyak.
20.    Keteladanan Pemimpin. Dengan memberi contoh yang mengarah kepada pola hidup atau aktivitas yang bertujuan menjaga kelestarian lingkungan dan bumi
21.    Upaya pendidikan kepada masyarakat luas dengan memberikan pemahaman dan penerapan atas prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.    Mengubah pola pikir dan sikap manusia sebagai mahluk yang diberi kemampuan logika harus mampu memandang kepentingan hidupnya terkait dengan kehidupan mahluk hidup lain beserta kejadian proses-proses alam. Sikap dan perilaku manusia terhadap alam cepat atau lambat memberi berdampak pada lingkungan hidupnya. Peduli terhadap lingkungan pada dasarnya merupakan sikap dan perilaku bawaan manusia. Tetapi munculnya ketidak pedulian manusia adalah pikiran atau persepsi yang berbeda-beda ketika manusia berhadapan dengan masalah lingkungan. Manusia harus memandang bahwa dirinya adalah bagian dari unsur ekosistem dan lingkungannya. Naluri untuk mempertahankan hidup akan memberi motivasi bagi manusia untuk melestarikan ekosistem dan lingkungannya.
2.    Penegakan hukum dan keteladanan. Pelanggaran atas tindakan manusia yang merusak lingkungan harus mendapat ganjaran. Penegakan hukum lingkungan menjadi bagian yang penting guna menjaga kelestarian lingkungan, dan memberi efek jera bagi yang melanggar. Penegakan hukum tidak memandang strata sosial masyarakat. Selain itu adalah panutan dan ketokohan seseorang memegang peranan penting. Mereka yang memiliki pemahaman yang lebih baik (berpendidikan) terhadap lingkungan hidup hendaknya berperan memberi contoh dan sikap lingkungan yang baik pula kepada masyarakat. Misalnya, kita masih menemukan kasus peran beberapa aparat pemerintah dibalik kerusakan hutan, baik dengan memberikan modal maupun perlindungan bagi perambah hutan.
3.    Etika lingkungan. Kecintaan dan kearifan kita terhadap lingkungan menjadi filosofi kita tentang lingkungan hidup. Dalam kehidupan masyarakat demikian, etika lingkungan tidak tampak secara teoretik tetapi menjadi pola hidup dan budaya yang dipelihara oleh setiap generasi. Etika lingkungan akan berdaya guna jika muncul dalam tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari(Tarsoen,2008).
2.6         Penyakit Akibat Global Warming
Pemanasan global tak hanya berdampak serius pada lingkungan manusia di bumi namun juga terhadap kesehatan. Penyakit-penyakit yang bisa timbul akibat global warming adalah penyakit kulit, gizi buruk (busung lapar), alergi, sakit jantung, dan masih banyak lagi. Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam pertemuan tahunan di Genewa mengatakan bahwa berbagai penyakit infeksi yang timbul diidentifikasi terkait dengan perubahan lingkungan hidup yang drastis. Kerusakan hutan, perluasan kota, pembukaan lahan untuk pertanian, pertambangan, serta kerusakan ekosistem di kawasan pesisir memicu munculnya patogen lama maupun baru. Berbagai penyakit yang ditimbulkan parasit juga meningkat terutama di wilayah yang sering mengalami kekeringan dan banjir.
a.         Malnutrisi mengakibatkan kematian 3,7 juta jiwa per tahun, diare mengakibatkan kematian 1,9 juta jiwa, dan malaria mengakibatkan kematian 0,9 juta jiwa.
b.        Suhu yang lebih panas juga berpengaruh pada produksi makanan, ketersediaan air dan penyebaran vektor penyakit. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa pemanasan global (global warming) akan banyak berdampak bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan. Perubahan temperatur dan curah hujan yang ditimbulkan memberikan kesempatan berbagai macam virus dan bakteri penyakit tumbuh lebih luas. WHO mengatakan, selain virus dan bakteri penyakit berkembang pesat, secara tidak langsung pemanasan global juga dapat menimbulkan kekeringan maupun banjir.
c.         Kekeringan mengakibatkan penurunan status gizi masyarakat karena panen yang terganggu, Banjir menyebabkan meluasnya penyakit diare serta Leptospirosis.
d.        Kebakaran hutan, dapat mengusik ekosistem bumi, menghasilkan gas-gas rumah kaca yang menimbulkan pemanasan global. Sedangkan asap hitamnya menganggu secara langsung kehidupan manusia, Asap yang mengandung debu halus dan berbagai oksida karbon itu menyebabkan gangguan pernapasan dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), mulai asma, bronkhitis hingga penyakit paru konstruktif kronis (COPD). Asap tersebut juga membawa racun dioksin yang bisa menimbulkan kanker paru dan gangguan kehamilan serta kemandulan pada wanita.
e.         Pada suhu panas manusia rentan sakit ISPA, meningkatnya penyakit menular (Malaria, DBD, Chikungunya, Penyakit yang ditularkan melalui udara dan air), Terjadinya konflik psikologi (stress), penyakit lama timbul kembali, seperti Penyakit Malaria, Penyakit Demam Berdarah, Penyakit degeneratif, Penyakit jantung, Penyakit paru-paru.
f.         Dampak pemanasan global juga mempengaruhi penipisan ozone antara lain meningkatnya intensitas sinar ultra violet yang mencapai permukaan bumi menyebabkan gangguan terhadap kesehatan, seperti kanker kulit, katarak, penurunan daya tahan tubuh, dan pertumbuhan mutasi genetik., memperburuk penyakit-penyakit umum Asma dan alergi Meningkatkan kasus-kasus kardiovaskular, kematian yang disebabkan penyakit jantung dan stroke serta gangguan jantung dan pembuluh darah
Berbagai penyakit lainnya yang ditimbulkan dari dampak pemanasan global diantaranya
1.        Berbagai Penyakit Kulit. Perubahan iklim menyebabkan adanya perubahan radiasi sinar ultraviolet. Paparan ultraviolet secara terus menerus menyebabkan reaksi penuaan dini atau munculnya flek-flek pada kulit. Selanjutnya bisa juga memicu munculnya sel prekanker, muncul benjolan pada kulit yang besarnya bervariasi. Dan ini bisa berkembang menjadi tumor jinak, bahkan kanker kulit.
2.        Diare. Pemanasan global meningkatkan curah hujan, yang menyebabkan terjadinya banjir. Akibatnya, ketersediaan air bersih menjadi terbatas. Kualitas air yang buruk dan tercemar dapat memunculkan penyakit pada saluran pencernaan, seperti diare.
3.        Chikungunya. Virus Chikungunya termasuk arbovirus dari genus Alphavirus. Bentuknya bulat dikelilingi duri. Pembawa virus bisa ditubuh manusia, primata, mamalia lain dan burung. Penyebar penyakit adalah nyamuk Aedes aegypti.
4.        Filariasis atau Kaki Gajah. Penyakit menular yang disebabkan oleh cacing Filaria. Ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Di Indonesia, penyakit kaki gajah tersebar luas di hampir seluruh propinsi.
5.        Flu Burung. Penyebab virus influenza tipe A yang menyebar antar unggas. Perubahan iklim turut mempercepat penyebaran virus flu burung. Cuaca yang sering berubah-ubah merupakan sarana terbaik berkembangnya virus flu burung dalam tubuh unggas, sehingga penyebarannya bisa lebih cepat.
6.        Kolera. Penyakit infeksi saluran usus bersifat akut yang disebabkan oleh bakteri Vibrio Cholera. Bakteri ini masuk ke tubuh seseorang melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi.
7.        SARS. Sindrom pernafasan akut berat yang disebabkan oleh virus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). Pemanasan global mengakibatkan penyebaran virus ini meningkat.
2.7         Pengaruh Peternakan bagi Global Warming
1.    Peternakan Dengan Terjadinya Global Warming
Pada tahun 2006, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) mengeluarkan laporan “Livestock’s Long Shadow” dengan kesimpulan bahwa sektor peternakan merupakan salah satu penyebab utama pemanasan global. Sumbangan sektor peternakan terhadap pemanasan global sekitar 18%, lebih besar dari sumbangan sektor transportasi di dunia yang menyumbang sekitar 13,1%. Selain itu, sektor peternakan dunia juga menyumbang 37% metana (72 kali lebih kuat daripada CO2 selama rentang waktu 20 tahun), dan 65% nitro oksida (296 kali lebih kuat daripada CO2). Hasil penelitian PBB Tahun 2006 menyebutkan bahwa 18% Emisi Gas Rumah Kaca dihasilkan dari aktifitas pemeliharaan ayam, sapi, babi, dan hewan-hewan lainnya. Disisi lain, asap yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor hanya menyumbang 13% emisi gas rumah kaca. Ternyata penyumbang Emisi Gas Rumah Kaca terbesar bukan berasal dari asap kendaraan, tetapi berasal dari daging.
2.    Alasan Peternakan Dikatakan Sebagai Penyebab Global Warming
a.       Pemeliharaan hewan ternak memerlukan energi listrik untuk lampu-lampu dan peralatan pendukung peternakan, mulai dari penghangat ruangan, mesin pemotong, dll. Salah satu inefisiensi listrik terbesar adalah dari mesin-mesin pendingin untuk penyimpanan daging. Baik yang ada di peternakan maupun yang ada di titik-titik perhentian (distributor, pengecer, rumah makan, pasar, dll) sebelum daging tersebut tiba di rumah/piring makan Anda. Anda tentu tahu bahwa mesin-mesin pendingin adalah peralatan elektronik yang sangat boros listrik/energi.
b.      Transportasi yang digunakan, baik untuk mengangkut ternak, makanan ternak, sampai dengan elemen pendukung peternakan lainnya (obat-obatan dll) menghasilkan emisi karbon yang signifikan.
c.       Peternakan menyedot begitu banyak sumber daya pendukung lainnya, mulai dari pakan ternak hingga obat-obatan dan hormon untuk mempercepat pertumbuhan. Mungkin sepintas terlihat seperti pendukung pertumbuhan ekonomi. Tapi dapatkah Anda membayangkan berapa banyak lagi emisi yang dihasilkan tiap industri pendukung tersebut? Perekonomian yang maju tidak ada lagi artinya kalau planet kita hancur! Masih banyak sektor-sektor industri ramah lingkungan yang bisa dikembangkan di dunia ini.
3.    Mengatasi Dampak Peternakan Terhadap Global Warming yaitu dengan cara menjadi seorang vegetarian seorang vegetarian.
2.8         Hubungan Gas CO, NO2, NH3 dengan Pemanasan Global
Limbah peternakan menghasilkan gas-gas yang cepat menguap dan menimbulkan bau yang tidak sedap.  Dari berbagai hasil penelitian terungkap bahwa beberapa jenis gas yang dihasilkan antara lain CO, CO2, CH4, NO2, NO, NH3, H2S, SO, SO2 konsentrasinya bervariasi menurut jumlah dan species ternaknya. Pada usaha peternakan yang intensif, sejumlah besar limbah bahkan melebihi kapasitas memberikan kontribusi terhadap meningkatnya nitrogen dan fosfor.  Sebaliknya nitrogen dan fosfor dikenal sebagai pemicu utama terjadinya penurunan kualitas aliran air permukaan dan air bawah tanah yang merupakan sumber air alami, bahkan hasil studi terakhir di bebarapa negara industri berbasis peternakan menunjukkan dampak serius limbah peternakan terhadap perubahan iklim (climate change) di era sekarang ini yang lebih popular dengan istilah pemanasan global (global warming).



KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang kami peroleh dari hasil diskusi yaitu sebagai berikut:
1.    Pemanasan global telah menjadi permasalahan yang menjadi sorotan utama umat manusia. Fenomena ini bukan lain diakibatkan oleh perbuatan manusia sendiri dan dampaknya diderita oleh manusia itu juga.
2.    Dampak negatif dari pemanasan global memang sangat banyak. Secara langsung yaitu dengan suhu yang terasa semakin panas yang mengganggu kesehatan manusia Secara tidak langsung yaitu dengan merusak lingkungan yang akan mengganggu pemenuhan kebutuhan manusia..
3.    Pemanasan global memang tidak bisa dicegah, Tapi hal tersebut masih bisa diperlamban. Mulai dengan kesadaran kita terhadap kehidupan bumi di masa depan. Apabila kita telah menanamkan kecintaan terhadap bumi ini maka pmanasan global hanyalah sejarah kelam yang pernah menimpa bumi ini. Serta pengembangan teknologi yang berwawasan lingkungan dan menjalankan prinsip daur ulang, menggunakan kembali barang yang masih bisa dipakai, dan mengurangi penggunaan SDA yang tidak perlu.
4.    Menggalakan partisipasi masyarakat untuk ikut berkiprah merupakan pendekatan yang dinilai cukup strategis, serta penyuluhan atas peranan fungsi jasa biologis, ekologis dan hidrologis kawasan hijau, perlu diperdayakan kepada masyarakat secara luas; mengingat bahwa pepohonan merupakan bagian dari kehidupan.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Makalah Global Warming.http://www.scribd.com/doc/22182806/Makalah-Global-Warming. Diakses pada tanggal 16 Desember 2014 pukul 17.00.
 Anonim. 2011. Makalah Global Warming.http://s3.amazonaws.com/akademia.edu. documents/33816702/makalah.docx. Diakses pada tanggal 16 Desember 2014 pukul 14.10.
Anonim. 2012. Ciri-ciri Pemanasan Global http://yaniirma74.blogspot.com/2013/ 01/ciri-ciri-pemanasan-global.html. Diakses pada tanggal 17 Desember 2014 pukul 02.05.
Anonim.2014.Dampak Pemanasan Global.http://www.invonesia.com/dampak-pemanasan-global.html. Diakses pada tanggal 16 Desember 2014 pukul 13.30.
Dadang Rusbiantoro. 2008. Global warming for beginner: Pengantar Komprehensif Tentang Pemanasan Global. Niaga Swadaya. Yogyakarta.
Hidayat,David.2010.Hubungan Peternakan Dengan Global Warming.http://putri-janika.blogspot.com/2010/06/hubungan-peternakan-dengan-global.html. Diakses pada tanggal 17 Desember pukul 01.20.
 Ramadhan.2009.Dampak Pemanasan Global.http://forbetterhealth.files. wordpress. com/2009/03/global-warming.pdf.Diakses pada tanggal 16 Desember 2014 pukul 21.00.
Riyanto .2007. Strategi Mengatasi Pemanasan Global Jurnal Vol.3, No.2.http://jurnal. unimus.ac.id. Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Karya Dharma Merauke. Diakses pada tanggal 16 Desember 2014 pukul 23.45.
Tarsoen, Waryono.2008.Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Bagus.Yogyakarta.
Wardhana, Wisnu Arya. 2010. Dampak Pemanasan Global.Andi.Yogyakarta.
Winarso, P.A.2009.Modul Pemanasan dan Perubahan Iklim Global. Akademi Meteorologi dan Geofisika.Jakarta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hasil Seleksi SNMPTN 2014 (SMA Negeri 9 Bandar Lampung)

Alhamdulillah terimakasih Ya Allah engkau telah mendengar doa kami. Selamat untuk teman-teman yang telah diterima di PTN melalui SNMPTN, untuk yang belum diterima semangat SBMPTN dan tes-tes yang lainnya ^^. No. No. Pendaftaran Nama Siswa Jurusan/Kelas PTN Program Studi 1. 4140415229 ADE IRFAN RIVAI KURNIA IPS/XII IPS 2 UNIVERSITAS LAMPUNG HUKUM 2. 4140257856 ADE LIFIA MUTIARA SARI IPA/XII IPA 1 UNIVERSITAS LAMPUNG TEKNIK SIPIL 3. 4140168584 ADI ARIEF HAVINANDO IPS/XII IPS 1 UNIVERSITAS PADJADJARAN ILMU HUKUM 4. 4140469005 ADILA AYU VERLINA IPA/XII IPA 5 UNIVERSITAS LAMPUNG PEND. FISIKA 5. 4140588476 AGIESKA AMALLIA IPA/XII IPA 1 / SCI UNIVERSITAS LAMPUNG PEND. KEDOKTERAN 6. 4140648408 AGNES RACHMAHWATI IPS/XII IPS 2 UNIVERSITAS LAMPUNG ILMU KOMUNIKASI 7. 4140428719 AGRO NIAGO UTOMO IPS/XII IPS 1 UNIVERSITAS LAMPUNG AKUNTANSI 8. 4140463787 AHMAD GHOZALI IPS/XII IPS 1 UNIVERSITAS GADJAH MADA ILMU SOSIATRI/PEMB. S...

Membuat Lembar Kerja Portrait dan Landscape dalam satu file di Word

Ada cara mudah menyisipkan lembar kerja landscape pada portrait di word. Jadi dalam satu lembar kerja microsoft word terdapat dua bentuk orientation layout, portrait dan landscape. Permasalahan ini sering kita jumpai ketika membuat sebuah surat dan pada lembar selanjutnya membuat tabel dengan layout landscape karena tabel yang akan dibuat berbentuk lebar. Tips membuat lembar kerja portrait dan landscape dalam satu file di microsoft word dengan mudah dan cepat : Letakkan kursor pada halaman yang yang akan dibuat layout landscape atau potrait. Pilih Page setup Landscape (orientation) Apply to, klik This point foward (berlaku untuk halaman selanjutnya juga) klik OK. Maka pada lembar yang diletakkan kursor tadi akan berbentuk melintang atau landscape. Jika hanya ingin menyisipkan lembar kerja landscape pada halaman yang anda pilih, maka Apply to klik this section.  Demikian tutorial membuat halaman landscape dan portrait pada dokumen microsoft word 2007, ...

Peribahasa

     Peribahasa: suatu kiasan bahasa yang berupa kalimat atau kelompok kata yang bersifat padat, ringkas dan berisi tentang norma, nilai, nasihat, perbandingan, perumpamaan, prinsip dan aturan tingkah laku. Ex : -        Di mana bumi dipijak di sana langit di junjung, artinya : jika kita pergi ke tempat lain kita harus menyesuaikan, menghormati dan toleransi dengan budaya setempat. -        Tiada rotan akar pun jadi, artinya : tidak ada yang bagus pun yang jelek juga tidak apa-apa. -        Buah yang manis biasanya berulat, artinya : kata-kata yang manis biasanya dapat menyesatkan atau menjerumuskan. -        Tak ada gading yang tak akan retak, artinya : Tidak ada satu pun yang sempurna, semua pasti akan ada saja cacatnya