Langsung ke konten utama

Literatur Ragam Bahasa Indonesia



Dalam pembicaraan seorang penutur selalu mempertimbangkan kepada siapa ia berbicara, dimana, tentang masalah apa, kapan dan dalam suasana bagaimana. Dengan adanya pertimbangan semacam itu, timbullah ragam pemakaian bahasa sesuai dengan fungsi dan situasinya (Suwito, 1983). Berikut ini macam-macam ragam Bahasa Indonesia:
1.    Ragam Ringkas (Restricted Code)
Ragam ringkas digunakan dalam suasana santai dan tidak resmi. Bahasanya tidak baku dan dengan kalimat yang pendek namun dimengerti oleh peserta percakapan. Ragam ringkas dapat didengar, dialami, dan dibaca melalui beberapa koran dan majalah serta tayangan televisi dan film.
2.    Ragam Lengkap (Elaborate Code)
Ragam lengkap yang bercirikan dalam situasi resmi seperti saat rapat, pidato, ceramah, dan lain-lain. Ragam lengkap memiliki kalimat yang panjang dan dengan kaidah bahasa yang baku.
3.    Ragam Lisan
Ragam lisan adalah penggunaan bahasa dengan mengeluarkan kata-kata (ucapan) dan diterima melalui indera pendengaran. Contoh ragam lisan diantaranya saat pidato, ceramah, sambutan, berbincang- bincang dan sebagainya. Berikut ini ciri-ciri ragam lisan:
1.    Memerlukan orang kedua atau teman bicara,
2.    Berlangsung cepat, Contohnya; “Sudah saya baca buku itu” ,
3.    Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap,
4.    Tergantung situasi, kondisi, ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman,
5.         Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu,
6.    Dapat dibantu dengan mimik wajah,  intonasi, tata bahasa, kosakata, lafal, dan gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide,
7.    Dapat berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari informasi audit, visual dan kognitif,
8.    Memperkecil peluang terjadinya kesalahpahaman dan jika terjadi kesalahan, dapat langsung diperbaiki, dan
9.    Dapat menatap langsung ekspresi, melihat reaksi, dan langsung ditanggapi lawan pembicara terhadap apa yang dibicarakannya.
Kekurangan ragam lisan yaitu tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan, tata bahasa terkadang tidak bak, pembicara terkadang mengulangi beberapa kalimat, dan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-frase sederhana.
4.    Ragam Tulisan
Ragam tulisan adalah variasi bahasa yang digunakan melalui media tulisan, yang tidak terikat oleh ruang dan waktu, sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual (KBBI, 1989).  Dalam ragam tulisan, dapat ditangkap melalaui indera pengliatan dan perabaan (penggunaan huruf braille) untuk berinteraksi dengan orang lain. Berikut ini adalah ciri-ciri ragam tulisan :
1.    Tidak memerlukan  lawan bicara,
2.    Unsur tata bahasa dinyatakan secara lengka dan dapat memperkaya kosakata,
3.    Menggunakan oleh tanda baca atau ejaan,
4.    Harus memperhatikan unsur gramatikal,
5.    Berlangsung lambat,
6.    Selalu memakai alat bantu,
Goeller (1980) mengemukakan bahwa ada tiga karakteristik ragam tulisan yaitu sebagai berikut:
a.    Acuracy (akurat) adalah segala informasi atau gagasan yang dituliskan dapat memberi keyakinan bagi pembaca bahwa hal tersebut masuk akal atau logis,
b.    Brevety (ringkas) yang berarti gagasan tertulis yang disampaikan bersifat singkat karena tidak menggunakan kata yang mubazir dan berulang, seluruh kata yang digunakan dalam kalimat ada fungsinya, dan
c.    Claryty (jelas) adalah tulisan itu mudah dipahami, alur pikirannya mudah diikuti oleh pembaca. Tidak menimbulkan salah tafsir bagi pembaca.
Berikut adalah tabel dari kelebihan dan kekurangan ragam tulisan:
Kelebihan
Kekurangan
Tidak terikat ruang dan waktu, karena dapat dibaca dimana dan kapan saja.
Jika terjadi kesalahan, membutuhkan waktu lama atau sulit untik langsung diperbaiki. Ejaan salah maka makna kalimat juga akan menjadi ambigu
Memiliki bukti otentik dan dapat dibaca berulang kali
Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.
Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi yang menarik dan menyenangkan.
Sering terjadi kesalahan tanggapan antara pembaca dan penulis.
Dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1988) dinyatakan ada dua perbedaan yang dapat diamati antara ragam bahas tulis dengan ragam bahasa lisan, yaitu berhubungan dengan:
a.    Dari segi suasana peristiwa. Jika menggunakan ragam tulisan tentu saja orang yang diajak berbahasa tidak ada dihadapan kita. Olehnya itu, bahasa yang digunakan perlu lebih jelas, karena ujaran kita tidak dapat disertai dengan isyarat, pandangan, atau anggukan, tanda penegasan di pihak kita atau pemahaman di pihak pendengar kita. Itulah sebabnya kalimat dalam ragam tulis harus lebih cermat. Fungsi gramatikal, seperti subjek, predikat, objek, dan hubungan antara setiap fungsi itu harus nyata dan erat. Sedangkan dalam bahasa lisan, karena pembicara berhadapan langsung dengan pendengar, unsur (subjek-predikat-objek) kadangkala dapat diabaikan.
b.    Dari segi intonasi. Panjang-pendek suara  atau tempo, tinggi-rendah suara  atau nada, dan keras-lembut suara  atau tekanan yang sulit dilambangkan dalam ejaan dan tanda baca, serta tata tulis yang dimiliki.
5.    Ragam Baku
Ragam baku menurut Halim (1981) adalah ragam yang dilambangkan dan diakui oleh sebagian besar masyarakat pemakainya sebagai bahasa resmi dan sebagai kerangka rujukan norma bahasa dan penggunaannya. Menurut Kridalaksana (1978) ragam bahasa dipergunakan dalam:
1.    Komunikasi resmi, yakni dalam surat menyurat resmi, surat menyurat dinas, pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi resmi, perundang-undangan, penamaan dan peristilahan resmi, dan sebagainya.
2.    Wacana teknis seperti dalam laporan resmi, karang ilmiah, buku pelajaran, dan sebagainya.
3.    Pembicaraan didepan umum, seperti dalam ceramah, kuliah, pidato dan khotbah.
4.    Pembicaraan dengan orang yang dihormati yakni orang yang lebih tua, lebih tinggi status sosialnya dan orang yang baru dikenal.
Adapun ciri-ciri ragam baku adalah sebagai berikut:
1.    Penggunaan kaidah tata bahasa normatif selalu digunakan secara ekspilisit dan konsisten,
2.    Penggunaan ejaan resmi yaitu Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) yang mengatur mulai dari penggunaan huruf, penulisan kata, penulisan partikel, penulisan angka penulisan unsur serapan, sampai penggunaan tanda baca,
3.    Penggunaan lafal baku. hingga saat ini lafal yang benar,  kata-kata umum dan sudah lazim digunakan,
4.    Penggunaan kalimat secara efektif yang digunakan dapat dengan tepat menyampaikan pesan denganlisan atau tulisan kepada pendengar atau pembaca, persis seperti yang di maksud pembicara atau penulis.
Fungsi bahasa Indonesia baku:
1.    Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai pemersatu.
2.    Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penanda kepribadian.
3.    Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penambah wibawa.
4.    Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai kerangka acuan.
6.    Ragam Nonbaku
Ragam Nonbaku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang tidak dikodifikasi, tidak diterima, dan tidak difungsikan sebagai model masyarakat secara luas, tetapi digunakan masyarakat secara khusus dan dipakai untuk kepentingan yang tidak resmi (informal) seperti dalam surat menyurat diantara orang yang akrab, situasi di dalam rumah tangga, di pinggir jalan,  dan tawar-menawar di toko atau di pasar.
7.    Ragam Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi dan kondisi terjadinya kontak berbahasa atau sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku, dengan siapa lawan bicara, dan topik pembicaraan. Bahasa Indonesia yang baik tidak selalu baku, tetapi memperhatikan pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa. Sedangkan Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia yaitu meliputi kaidah ejaan, pembentukan kata, penyusunan kalimat, penyusunan paragraf, dan penataan penalaran.  Pemakaian Bahasa Indonesia yang benar, jika kaidah ejaan digunakan dengan cermat dan kaidah pembentukan kata ditaati dengan konsisten. Dengan kata lain, pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang dibakukan atau yang dianggap baku itulah yang merupakan bahasa yang benar atau betul. Bahasa yang benar adalah bahasa yang penggunaannya sesuai dengan kaidah kebahasaan yang berlaku  atau  EYD. 
Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku dan sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia. pemakaian ragam bahasa Indonesia yang baik dan benar yaitu yang serasi dengan sasarannya dan yang di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul, serta mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hasil Seleksi SNMPTN 2014 (SMA Negeri 9 Bandar Lampung)

Alhamdulillah terimakasih Ya Allah engkau telah mendengar doa kami. Selamat untuk teman-teman yang telah diterima di PTN melalui SNMPTN, untuk yang belum diterima semangat SBMPTN dan tes-tes yang lainnya ^^. No. No. Pendaftaran Nama Siswa Jurusan/Kelas PTN Program Studi 1. 4140415229 ADE IRFAN RIVAI KURNIA IPS/XII IPS 2 UNIVERSITAS LAMPUNG HUKUM 2. 4140257856 ADE LIFIA MUTIARA SARI IPA/XII IPA 1 UNIVERSITAS LAMPUNG TEKNIK SIPIL 3. 4140168584 ADI ARIEF HAVINANDO IPS/XII IPS 1 UNIVERSITAS PADJADJARAN ILMU HUKUM 4. 4140469005 ADILA AYU VERLINA IPA/XII IPA 5 UNIVERSITAS LAMPUNG PEND. FISIKA 5. 4140588476 AGIESKA AMALLIA IPA/XII IPA 1 / SCI UNIVERSITAS LAMPUNG PEND. KEDOKTERAN 6. 4140648408 AGNES RACHMAHWATI IPS/XII IPS 2 UNIVERSITAS LAMPUNG ILMU KOMUNIKASI 7. 4140428719 AGRO NIAGO UTOMO IPS/XII IPS 1 UNIVERSITAS LAMPUNG AKUNTANSI 8. 4140463787 AHMAD GHOZALI IPS/XII IPS 1 UNIVERSITAS GADJAH MADA ILMU SOSIATRI/PEMB. S...

Peribahasa

     Peribahasa: suatu kiasan bahasa yang berupa kalimat atau kelompok kata yang bersifat padat, ringkas dan berisi tentang norma, nilai, nasihat, perbandingan, perumpamaan, prinsip dan aturan tingkah laku. Ex : -        Di mana bumi dipijak di sana langit di junjung, artinya : jika kita pergi ke tempat lain kita harus menyesuaikan, menghormati dan toleransi dengan budaya setempat. -        Tiada rotan akar pun jadi, artinya : tidak ada yang bagus pun yang jelek juga tidak apa-apa. -        Buah yang manis biasanya berulat, artinya : kata-kata yang manis biasanya dapat menyesatkan atau menjerumuskan. -        Tak ada gading yang tak akan retak, artinya : Tidak ada satu pun yang sempurna, semua pasti akan ada saja cacatnya

Pengantar Sistem Informasi

Menurut Alter (1992) Sistem Informasi adalah kombinasi antar prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi. Sedangkan Teknologi Informasi mencakup perangkat keras dan perangkat lunak untuk melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data seperti menangkap, mentransmisikan, menyimpan, memgambil, memanipulasi, atau menampilkan data. Contoh penerapan teknologi informasi dalam sistem informasi yaitu dalam dunia perbankan, sistem informasi pada ATM (Anjungan Tunai Mandiri) yang memungkinkan nasabah bisa mengambil uang tanpa harus tergantung oleh jam kerja bank. Nasabah dapat menentukan sendiri jumlah uang yang akan diambil. Dengan mengakses situs bank, nasabah dapat dengan mudah untuk melakukan transaksi, misalnya melakukan transfer uang. Melalui ponsel, nasabah dapat mengecek saldo tabungan ataupun transaksi. 1.     Apakah perbedaan antara Sistem Informasi dan Teknologi Informasi? Dari ...