Program TV Indonesiaku Trans7 Senin, 16 Maret
2015
Danau Laut Tawar
Harapan Kami
Episode Indonesiaku Trans7 kali ini sampai di
sebuah pulau paling barat nusa tenggara utara. Jaraknya 150 km dari daratan
Sumatera pulau Sinabung. Sinabung adalah ibu kota Simeulue, untuk mencapai
sinabang ada dua alternatif transportasi akses darat dan laut. Melalui jalur
laut harus menyebrang dari pelabuhan kabupaten sikil dan pelabuhan haji Aceh
selatan. Sedangkan melalui jalur udara dapat ditempuh dengan menggunakan
pesawat kecil jenis Grand Karapan yang terbang dari bandara Kuala Namu Deli Serdang,
Sumatra Utara. Satu setengah jam perjalanan,
pesawat mendarat di bandara La Sigit Sinabang, kota yang menjadi pusat
perekonomian warga Simeulue.
Perjalanan menuju Simeulue Barat yaitu dusun
laut tawar. Melewati Sinabang Ibu Kota kecamatan Simeulue Barat, perjalanan
mulai berubah dari mulai jalan mulus menjadi jalan berbatu dan berlubang, air hujan
juga membuat jalanan tergenang air. Dibeberapa meter jalan sudah ada upaya
memperbaiki lubang-lubang jalan, tetapi baru sekedar penimbunan dengan batu
kapur. Setahun yang lalu jalan ini lebih parah, rusaknya jalan ini pernah
membuat warga terisolir. Kondisi jalan yang buruk selalu membayangi warga, jembatan masih dalam tahap pembangunan, musim
hujan menyebabkan debit air sungai meningkat, dan bekas longsoran tanah yang
menutup setengah ruas jalan membuat perjalanan warga terhambat.
Rata-rata warga di dusun laut tawar memiliki
banyak anak, ini hal yang lumrah dan tidak dianggap masalah bagi keluarga di
Dusun Laut Tawar padahal program Keluarga Berencana (KB) telah masuk desa ini.
rentan jarak umur satu dengan yang lain umumnya sangat dekat, kebanyakan dari
mereka adalah anak usia sekolah dan balita, sementara anak remajanya pergi
keluar desa untuk bekerja.
Berdasarkan Surat Keterangan Menteri dalam
negeri nomor 28 tahun 2006 menyebutkan “Suatu dusun bisa menjadi desa di
wilayah Sumatera harus berpenduduk paling sedikit 1.000 jiwa atau 1.200 kepala
keluarga”. Padahal jumlah Kepala Keluarga di laut tawar masih berjumlah 67 KK
dengan jumlah 380 jiwa hal ini tentu belum memenuhi syarat terbentuknya desa
mandiri, bertambahnya kelahiran anak di setiap keluarga berpengaruh pada beban
ekonomi dan kebutuhan hidup mereka. Menurut Sudirman selaku ketua dusun laut
tawar hanya ada sebagian kecil yang menggunakan KB, padahal dengan daerah
terpencil ini, jika tidak menggunakan KB jumlah penduduk akan semakin
bertambah. Meski terpencil warga tak pernah mau meninggalkan dusun mereka ini,
tanah yang subur dengan danau yang isinya yang melimpah menjadi magnet yang mengikat
mereka.
Warga mencari ikan mereka harus melewati tepi
danau dengan jalan yang berlumpur, pernah ada jembatan swadaya warga tapi
sekarang hanya sisa tiang panjangnya saja. Untuk mencari ikan warga di sini
biasanya hanya menggunakan sampan kecil dengan kayu yang lapuk dan alat
sederhana sebuah perangkap ikan yang terbuat dari bambu. Danau yang indah dan
bisa dijadikan sebuah potensi obyek wisata, tapi sampai saat ini masih dikelola
dan dimanfaatkan oleh masyarakat salah satunya dengan mencari ikan lele. Lele
inilah yang bisa dijual setiap hari oleh masyarakat keluar dusun. Selesai
memasang perangkap, warga memeriksa perangkap yang telah dipasang kemarin. Lele
yang didapat tergantung cuaca, jika hujan ikan yang didapat penuh.
Bagi para peselancar, pulau Simeulue dengan ombak
ketinggian lima meter ini wisatawan mancanegara dalam menyalurkan hobinya.
Berbanding terbalik dengan danau laut tawar, danau luas 170 hektar ini
sebenarnya bisa dijadikan aset pariwisata potensial di pulau Simeulue, tapi
sayang pengelolaannya hingga saat ini belum maksimal. Selama ini danau laut
tawar hanya dimanfaatkan warga sebagai tempat mencari penghidupan, beberapa
tahun belakangan ini ikan danau laut tawar mulai dilirik pasar Sumatera, jika
sedang musim ikan melimpah berton-ton ikan dijual keluar desa.
Pulau Simeulue memiliki potensi lain dari
hasil alam, yaitu pisang Abaka. Pisang ini tumbuh liar di hampir sepanjang
daratan pulau, sayangnya hingga saat ini belum ada warga yang mengelolanya dengan
informasi kegunaan batang pisang yang belum sepenuhnya merata ke masyarakat,
padahal serat dari batang tanaman ini banyak dicari oleh produsen mata uang
kertas dolar. Saat ini kebutuhan serat abaka mencapai 600.000 ton pertahun.
Jika bisa dipenuhi maka akan menjadi komoditas andalan Indonesia mengalahkan
Philipina. Menurut Hasrul Edyar di semeuleu tanaman pisang Abaka tersedia tidak
ditanam tetapi hidup alami, ketika sebuah lahan dibersihan, ditebang, bekas-bekas
pembersihan dibakar, tanaman pisang Abaka langsung tumbuh alami.
Sebuah bangunan sekolah sederhana terdapat dinding
bercak kuning dan berlubang disana-sini adalah kelas yang dipakai oleh seluruh
murid SD. Murid-murid tidak pernah mengeluhkan hal itu karena bukan kenyamanan
hal utama bagi mereka, asalkan dapat belajar bagi mereka sudah lebih dari
cukup. Dari jam 8 mulai belajar hingga setengah 12, bangku dan meja seharusnya
terisi tetapi ketidakhadiran guru membuat waktu mereka terbuang sia-sia
sehingga mereka hanya bisa bermain-main saja. Hadir atau tidaknya guru
disekolah tidak pernah bisa mereka prediksi. Ketidakadaan guru pun dialami murid-murid
SMP. Mereka juga tidak mengetahui dimana guru-guru mereka jika tidak mengajar.
Tonton dan like videonya di http://youtu.be/DUE6ouVt1O4
Komentar